MAU SUKSES BERTERNAK PAHAMI INI DULU DIJAMIN SUKSES
Haloo sahabat petani
indonesia!. kali ini saya posting tentang dasar berternak. Pasti kamu bertanya
apasih hubungannya pertanian dengan ilmu pertanian? Pasti kamu berfikir bahwa
Bertani hanya sekedar mengolah tanah dan menanamkan. Nah disini saya akan menjelaskan
kepada kamu apasih kaitannya ilmu peternakan dengan ilmu pertanian?
Kaitan Ilmu Peternakan Dengan Ilmu Pertanian
Pertanian
adalah serangkaiian aktivitas untuk menghasilkan produk baik itu berasal dari
hewani dan nabati. Jadi peternakan adalah ilmu turunan dari ilmu pertanian itu
sendiri sehingga kita wajib mengetahui dasar ilmu peternakan agar kita selain
mendapatkan hasil pertanian tetapi juga dapat memaksimalkan kegiatan berternak
dilahan pertanian sehingga petani dapat mandiri dalam finansialnya. Khususnya
petani yang memiliki lanan perkebunan yang dapat digunakan untuk berternak.Indonesia
merupakan negara dengan potensi pertanian yang sangat luas serta memiliki
banyak lahan perkebunan yang dapat dimanfaatkan untuk berternak. Iklim di
indonesia cukup stabil sehingga ketersediaan pakan ternak selalu ada sepanjang
tahun, hal ini dapat dimanfaatkan oleh petani yang mana banyak rumput hijauan
yang ada di areal perkebunan tidak dimanfaatkan dan membutuhkan dana untuk
mengendalikan ruput tersebut yang berperan sebagai gulma di areal perkebunan. Maka
dari itu berternak adalah hal yang sangat berpeluang menghasilkan. Selain dapat
menjual daging ternak petani juga dapat memanfaatkan kotoran ternak sebagai
pupuk organic bagi tanaman di areal perkebunan.
Manfaat
mengetahui proses pencernaan ternak
Dalam
berternak sebaikknya petani harus mengetahui bagaimana pencernaan hewan ternak
bekerja agar dapat memberikan makanan ternak sesuai kebutuhan dan dapat memaksimalkan
hasil peternakan. Pemberian nutrisi yang tepat dakan meningkatkan produksi daging
dan meminimalisir kerugian akibat kesalahan pemberian pakan ternak.Sebagai peternak
sebaiknya kita harus tau dan mengenali hewan ternak yang ingin di ternakkan. Dalam
berternak hal yang mesti kita pelajari adalah mekanisme alat pencernaan hewan
ternak! Hal ini dikarenakan tingkat keefektifan pencernaan hewan berbeda beda
dan kebutuhan nutrisi yang berbeda pula yang dibutuhkan, diakibatkan perbedaan
mekanisme pencernaan hewan. Berdasarkan sistem pencernaannya hewan ternak di
bedakan menjadi 2, yaitu: hewan ruminansia dan non ruminansia. Mari kita bahas
satu persatu.
1.
Hewan ruminansia
Hewan
ruminansia adalah hewan pemakan tumbuhan/herbivora, yang dapat {memproses|mencerna}
makanan sebanyak dua kali atau sering disebut hewan mamah biak (Mengunyah
makanan yang telah di cerna). Pakan yang di berikan atau di ambil dari alam di
gigit lalu langsung di telan menuju kelambung untuk di cerna oleh {mikroorganisme|
bakteri| protozoa| jamur). Mikroorganisme ini berperan untuk mengubah/ mengkonversi
makanan ruminansia yang dominan adalah rumput kaya serat kasar (selulosa, hemiselulosa
dan lignin) dengan gizi rendah melalui proses
fermentasi. Yaitu mengubah selulosa, hemiselulosa dan lignin menjadi sumber protein
yang dapat digunakan oleh tubuh hewan ruminansia.
Adapun proses
pencernaan hewan ruminansia pakan dikunyah di mulut diteruskan ke kerongkongan menuju
ke rumen untuk disimpan sementara disini terjadi fermentasi oleh mikroorganisme
dan adsorbsi Volatyl Fatty Acid (VFA). selanjutnya diteruskan ke reticulum di
sini dicerna kembali dengan bantuan enzim, selanjutnya dikembalikan lagi ke
mulut untuk di kunyah kembali danditelan kembali keretikulum dan selanjutnya
menuju omasum. Di omasum terjadi proses grinder, filtering, fermentasi dan adsorbs
sari makanan. Selanjutnya makanan menuju ke abomasum disini terjadi proses seperti
pada lambung biasanya yaitu pencernaan enzimatis protein. Selanjutnya makanan
di teruskan ke usus halus (duodenum) disini terjadi proses penyerapan sari sari
makanan yang yang dibutuhkan tubuh ternak. Lalu diteruskan ke usus besar disini
terjadi penyerapan kembali zat-zat yang tak dapat diserap di usus halus. Lalu, sisa
sisa ampas makanan dibuang melalui anus.
Lambung
ruminansia dibagi 4 bagaian berdasarkan fungsinya. Yaitu: rumen, reticulum,
omasum dan abomasum:
a. Rumen
Rumen
atau juga disebut dengan perut beludru, berfungsi sebagai tempat sementara
pakan yang di makan oleh hewan ruminansia. Didalam rumen terdapat mikroorganisme
yang dapat menncerna selulosa, hemiselulosa dan lignin. Mikroba rumen memiliki kandungan asam lemak yang
berbeda-beda tergantung kepada jenis atau macam mikroba. Dengan demikian dapat
diketahui bahwa mikroba rumen memiliki kemampuan untuk mencerna lemak didalam
rumen, pertama memecahkan (hidrolisis) lemak menjadi asam-asam lemak dan
gliserol, kedua penambahan atom-atom hydrogen ke ikatan rangkap asam-asam lemak
tidak jenuh sehingga menjadi asam lemak jenuh (hidrogenasi). Jadi di dalam rumen terjadi proses fermentasi makanan
yang dimakan oleh ruminansia sebelum diteruskan ke retikulum.
b. Reticulum
Retikulum
disebut juga perut jala karena bentuknya seperti jala, letaknya sama seperti
rumen. Tak ada pembatas atau jarak antara rumen dengan reticulum dan hanya di
batasi dengan lekukan saja. Reticulum berfungsi untuk menambah enzim pencernaan
makanan dan membantu mendorong makanan untuk kembali ke mulut untuk dikunyah
kedua kalinya.
c. omasum
Omasum
juga disebut dengan perut buku. Karena bentuknya sama seperti buku. Omasum
berfungsi sebagai grinder, filtering, fermentasi dan juga adsorbs zat yang
dibutuhkan tubuh. Bisa di bilang di omasum adalah pencernaan secara mekanik
lebih dominan daripada secara enzimatis.
d. Abomasum
Dalam
abomasum terjadi pencernaan secara enzimatis. Abomasum juga disebut perut
sejati yang berfungsi seperti lambung pada umumnya. Disini terjadi pencernaan protein.
e. usus halus
usus
halus berfungsi untuk menyerap zat-zat makanan yang dibutuhkan oleh tubuh
ternak untuk dijadikan energi dan pembentukan sel-sel pada ternak.
f. usus besar
Usus
besar berfungsi sebagai penyerap sisa sisa zat seperti air yang ada pada
makanan.
g. anus
Sebagai
jalan pembuangan ampas sisa pencernaan ternak.
2.
Hewan non ruminansia
Komentar
Posting Komentar