BAKTERI PADA RUMEN RUMINANSIA
Bakteri rumen dapat diklasifikasikan berdasarkan substrat
utama yang digunakan, karena sulit mengklasifikasikan berdasarkan morfologinya. Beberapa jenis bakteri yang
dilaporkan oleh Hungate (1966) adalah : (a) bakteri pencerna
selulosa (Bakteroidessuccinogenes, Ruminococcus flavafaciens, Ruminococcus
albus, Butyrifibriofibrisolvens), (b) bakteri pencerna hemiselulosa (Butyrivibrio
fibrisolvens,Bakteroides ruminocola, Ruminococcus sp), (c) bakteri pencerna
pati(Bakteroides ammylophilus, Streptococcus bovis, Succinnimonas
amylolytica, (d) bakteri pencerna gula (Triponema bryantii, Lactobasilus
ruminus), (e) bakteri pencerna protein (Clostridium sporogenus, Bacillus
licheniformis).
Disebabkan karena sebagian besar bakteri rumen berbentuk
cocci kecil, morfologinya tidak dapat dipakai sebagai dasar klasifikasi
untuk membedakan spesies. Sebagai gantinya bakteri rumen
diklasifikasikanatas dasar macam substrat yang digunakan sebagai sumber energi
utama, yakni:
1.
Bakteri Selulolitik
Bakteri ini menghasilkan enzim yang dapat menghidrolisis
ikatan glukosida β 1.4, sellulosa dan dimer selobiosa.
Sepanjang yang diketahui tak satupun hewan yang mampu memproduksi enzim selulase
sehingga pencernaan selulosa sangat tergantung pada bakteri yang terdapat di
sepanjang saluran pencernaan pakan. Bakteri selulolitik akan dominan apabila makanan utama
ternak berupa serat kasar. Contoh bakteri selulolitik antara lain adalah :
Ø Bacteriodes succinogenes
Bacteroides adalah genus dari bakteri Gram negatif, berbentuk tongkat. Spesies Bacteroides
tidak membentuk endospora, anaerob, dan bergerak ataupun tidak dapat
bergerak, tergantung spesiesnya.[1] Komposisi dasar DNA adalah 40-48% GC. Tidak biasa
pada organisme bakteri, membran Bacteroides mengandung sphingolipid.
Mereka juga mengandung meso-diaminopimelic acid pada lapisan peptidoglikan mereka
|
Add caption |
Ø Ruminicoccus flavefaciens
Ø Ruminicoccus albus
Ø Cillobacterium cellulosolvens
2.
Bakteri Hemiselulolitik
Hemiselulosa berbeda dengan selulosa terutama dalam
kandungan pentosa , gula heksosa serta biasanya asam uronat. Hemiselulosa
merupakan struktur polisakarida yang penting dalam dinding sel tanaman.
Mikroorganisme yang dapat menghidrolisa selulosa biasanya juga
dapat menghidrolisa hemiselulosa. Meskipun demikian ada beberapa spesies yang
dapat menghidrolisa hemiselulosa tetapi tidak dapat menghidrolisa selulosa. Contoh
bakteri hemiselulolitik antara lain:
Ø Butyrivibrio fibriosolven
Ø Bacteriodes ruminicola
3.
Acid Utilizer
Bacteria (bakteri pemakai asam)
Beberapa janis bakteri dalam rumen dapat menggunakan asam
laktat meskipun jenis bakteri ini umumnya tidak terdapat dalam jumlah yang
berarti. Jenis lainnya dapat menggunakan asam suksinat, malat dan
fumarat yang merupakan hasil akhir fermentasi oleh bakteri jenis lainnya. Asam
format dan asetat juga digunakan oleh beberapa spesies, meskipun mungkin bukan
sebagai sumber enersi yang utama. Asam oksalat yang bersifat racun pada mamalia
akan dirombak oleh bakteri rumen, sehingga menyebabkan ternak ruminansia mampu
mengkonsumsi tanaman yang beracun bagi ternak lainnya sebagai bahan
makanan. Beberapa spesies bakteri pemakai asam laktat yang dapat
dijumpai dalam jumlah yang banyak setelah ternak mendapatkan tambahan
jumlah makanan butiran maupun pati dengan tiba-tiba adalah
:
Ø Peptostreptococcus bacterium
Peptostreptococcus adalah genus bakteri anaerobik, Gram-positif, non-spora.
Sel-sel kecil, bulat, dan dapat terjadi dalam rantai pendek, berpasangan atau
secara individual. Mereka biasanya bergerak menggunakan silia.
Peptostreptococcus adalah bakteri yang tumbuh lambat dengan meningkatnya
resistensi terhadap obat antimikroba. Peptostreptococcus adalah penghuni normal
saluran reproduksi wanita yang sehat dan rendah
Ø Propioni bacterium
Ø Selemonas lactilytica
4.
Bakteri Amilolitik
Beberapa bakteri selulolitik juga dapat memfermentasi pati,
meskipun demikian beberapa jenis bakteri amilolitik tidak dapat
menggunakan/memfermentasi selulosa. Bakteri Amilolitik Merupakan bakteri yang dapat memfermentasikan amilum .
Bakteri jenis ini relatif lebih tahan terhadap perubahan pH dibandingkan dengan
bakteri selulolitik, dapat bekerja pada pH 5,7-7,0. Bakteri amilolitik akan menjadi
dominan dalam jumlahnya apabila makanan mengandung pati yang tinggi, seperti
butir-butiran. Bakteri amilolitik yang terdapat di dalam rumen antara lain:
|
Ø Bacteriodes amylophilus
Ø Butyrivibrio fibrisolvens
Ø Bacteroides ruminicola
Ø Streptococcus bovis
5.
Sugar Untilizer
Bacteria (bakteri pemakai gula)
Hampir semua bakteri pemakai polisakarida dapat
memfermentasikan disakarida dan monosakarida. Tanaman muda
mengandung karbohidrat siap terfermentasi dalam konsentrasi yang tinggi yang segera
akan mengalami fermentasi begitu sampai di retikulo-rumen. Kesemua ini merupakan salah satu
kelemahan/kerugian dari sistem pencernaan ruminansia. Sebenarnya gula akan
lebih efisien apabila dapat dicerna dan diserap langsung di usus halus.
6.
Bakteri Proteolitik
Bakteri proteolitik merupakan jenis bakteri yang paling
banyak terdapat pada saluran pencernaan makanan mamalia termasuk karnivora
(carnivora). Didalam rumen, beberapa spesies diketahui
menggunakan asam amino sebagai sumber utama enersi. Bakteri Proteolitik Mempunyai kemampuan untuk memecah
protein, asam amino dan peptida lain menjadi amonia Beberapa contoh bakteri proteolitik
antara lain:
Ø Bacteroides amylophilus
Ø Clostridium sporogenes
Ø Bacillus licheniformis
7.
Bakteri Methanogenik
Sekitar 25 persen dari gas yang diproduksi didalam rumen
adalah gas methan. Merupakan bakteri yang dapat mengkatabolisasi alkohol dan
asam organik menjadi methan dan karbondioksida. Bakteri pembentuk gas methan lambat
pertumbuhannya. Bakteri
Methanogenik Merupakan bakteri yang dapat mengkatabolisasi alkohol dan asam
organik menjadi methan dan karbondioksida. Contoh bakteri ini antara lain:
Ø Methanobacterium ruminantium
Ø Methanobacterium formicium
8.
Bakteri Lipolitik
Merupakan bakteri rumen yang dapat menghidrolisis lemak
menjadi gliserol dan asam lemak. Hal ini dapat berlangsung karena adanya enzim lipase
yang dapat memecah lemak. Beberapa spesies bakteri menggunakan
glycerol dan sedit gula. sementara itu beberapa spesies lainnya dapat
menghidrolisa asam lemak tak jenuh dan sebagian lagi dapat menetralisir asam lemak rantai
panjang menjadi keton. Enzim lipase bakteria dan protozoa
sangat efektif dalam menghidrolisa lemak dalam chloroplast. Contoh
bakteri lipolitik antara lain:
Ø Anaerovibrio lipolytica
Ø Selemonas ruminantium var.
lactilytica
9.
Bakteri Ureolitik
Sejumlah
spesies bakteri rumen menunjukkan aktivitas ureolitik dengan jalan menghidrolisis urea menjadi CO2 dan
amonia. Beberapa jenis bakteri ureolitik menempel pada epithelium dan menghidrolisa
urea yang masuk kedalam rumen melalui difusi dari pembuluh darah yang terdapat pada
dinding rumen. Oleh karena itu konsentrasi urea dalam cairan rumen selalu rendah.
Salah satu contoh bakteri ureolitik ini misalnya adalah Streptococcus sp. Di dalam rumen yang normal biasanya
jumlah bakteri ini mencapai antara 15 – 80 x 109 isi rumen. Meskipun demikian
jumlah ini mngkin dapat menurun sampai hanya 4 x 109 permililiter pada ternak yang
diberi pakan wheat straw dan pada kondisi padang rumput yang bagus jumlah ini dapat
naik setinggi 88 x 109 permililiter pada domba. Beberapa
contoh ukuran dan bentuk sel bakteri rumen disajikan pada Gambar berikut ini.
|
Komentar
Posting Komentar