METODE MEMUPUK N PADI SAWAH DAN PERKEBUNAN

Metode Pemupukan N ( Kenapa Harus Dibenamkan)

Haii sahabat petani indonesia, ya kali ini saya akan menjelaskan beberapa pengetahuan seputar cara pemupukan ni. Mungkin kita sering bertanya-Tanya bagaimana sih cara memupuk N yang baik dan benar lets cek it out. Bacanya mesti sampai habis ni biar faham ya.

Metode pemupukan N yang baik dan benar sesungguhnya konsepnya sama, baik itu di daerah tanah sawah maupun memupuk ditanah darat. Baik untuk perkebunan maupun di areal pertanian hortikultura dan tanaman pangan.

Adapun pupuk yang sering digunakan dalam memupuk unsur N ke tanaman adalah pupuk Urea dan Zwevelzure Amnonium (ZA). Pupuk ini banyak beredar di pasaran luas. Pupuk urea mengandung 46% N dan ZA 26% N. Artinya dalam 100 kg Urea terdapat 46 Kg N dan ZA 26 kg N sisanya adalah carrier (bahan pembawa).  Rumus kimianya yaitu Urea (NH4)2CO3 dan ZA (NH4)2SO4.

Pupuk N memiliki sifat higroskopis yaitu sifat menyerap air yang ada di udara sekitarnya. Oleh karena itu pupuk N mudah untuk menguap keudara dan lama kelamaan pupuk N seperti pupuk urea bisa hilang akibat penguapan apabila di tempatkan di ruangan yang terbuka.

Ketersediaan unsur N depengaruhi oleh mikroorganisme yang ada di tanah.  Unsur N di tanah berasal dari dekomposisi bahan organik yang ada di tanah. Unsur hara N dalam tanah dapat di Immobilisasi oleh mikroorganisme tanah yaitu dengan cara di konsumsi. Apabila dikonsumsi oleh mikroorganisme maka NO3- anorganik (tersedia) akan berubah menjadi NO3- organik (tidak tersedia).

Kehilangan unsur hara N dapat terjadi akibat Volatilisasi yaitu perubahan unsur NH4+ yang tersedia untuk tanaman menjadi gas amoniak (NH3) dan menguap keudara. Volatilisasi dapat terjadi pada saat tanah dalam kondisi basa. Oleh karena itu dalam pemupukan N tidak boleh bersamaan dengan pemberian kapur. Sebaikknya paling cepat dalam pemupukan N berjarak 2 minggu setelah pengapuran.

Kehilangan unsur hara N juga dapat terjadi akibat reaksi Denitrifikasi yaitu reduksi biokimia nitrat menjadi senyawa gas N2, N2O dan kadang kadang NO. hal ini terjadi akibat tanah kadar oksigennya sedikit, dalam kondisi reduksi seperti tergenang dan kekurangan bahan organik.

Kehilangan hara N juga dapat terjadi karena tercuci atau leaching dan terangkat bersama hasil panen.

Kebutuhan tanaman terhadap unsur N sangat tinggi akan tetapi unsur N sangat mudah hilang dari tanah. Khususnya di tanah sawah dalam pemupukan petani sering melakukannya hanya di tebarkan di bagian atas tanah saja hal ini dapat mengakibatkan pemberian pupuk ini tidak efektif terhadap pertumbuhan tanaman padi sawah.

Tanah sawah memiliki 3 lapisan tanah dapat kita lihat dari bagan contoh sketsa tanah dibawah ini:

 

  

 

Dari ke-3 lapisan di atas lapisan mana yang dapat menstabilkan bentuk N dalam bentuk yang stabil. Mari kita bahas.

Apabila pupuk N misalnya Urea (NH4)2CO3 di sebarkan pada permukaan tanah sawah yang tergenang air maka N akan tercuci dan menguap ke udara tanpa sempat diserap tanaman.

Apabila pupuk N di Benamkan hanya sampai pada lapisan ke 2 yaitu lapisan oksidasi maka yang terjadi adalah sebagian ada yang tercuci, ada yang ter nitrifikasi, ada yang mengendap dan masuk kelapisan reduksi dan diserap tanaman.

Apabila pupuk N dibenamkan langsung ke lapisan terdalam yaitu lapisan reduksi pada tanah sawah maka bentuk NH4+ akan stabil dan bentuk ini tersedia lebih lama di lapisan ini dan stabil tanpa terjadi gangguan atau perubahan. Pada lapisan inilah sebaiknya pupuk N dibenamkan.

Oleh karena itu dapat kita fahami bahwa dalam pemupukan N yang paling baik itu adalah dengan cara dibenamkan kedalam tanah. Bukan untuk lahan sawah saja akan tetapi juga untuk lahan kering. Baik itu tanaman padi maupun tidak.

Yuk ikuti terus blog saya ya jangan lupa komentarnya.