PERTANIAN BERKELANJUTAN (SUSTAINABLE AGRICULTURE)
PERTANIAN
BERKELANJUTAN
(SUSTAINABLE AGRICULTURE)
1.
Pengertian
pertanian berkelanjutan.
Pertanian
berkelanjutan adalah gerakan pertanian menggunakan prinsip ekologi studi hubungan
antara organisme dan lingkungannya. Pertanian berkelanjutan telah didefinisikan
sebagai sebuah sistem terintegrasi antara praktik produksi tanaman dan hewan dalam sebuah
lokasi dan dalam jangka panjang memiliki fungsi sebagai berikut:
·
Memenuhi kebutuhan pangan dan serat manusia
·
Meningkatkan kualitas lingkungan dan
sumber daya alam berdasarkan kebutuhan ekonomi pertanian
·
Menggunakan sumber daya alam tidak terbarukan
secara sangat efisien
·
Menggunakan sumber daya yang tersedia
di lahan pertanian secara terintegrasi, dan memanfaatkan pengendalian dan
siklus biologis jika memungkinkan
·
Meningkatkan kualitas hidup petani dan
masyarakat secara keseluruhan
2. Berikut ini satu contoh program pemerintah
yang berhubungan dengan pertanian berkelanjutan.
a. Sistem Pertanian-Bioindustri
Menurut Menteri Pertanian Suswono,
pertanian bioindustri ramah lingkungan. “Pertanian bio-industri merupakan
sistem pertanian yang mengelola dan memanfaatkan secara optimal seluruh
sumberdaya hayati, termasuk biomassa atau limbah organik pertanian bagi
kesejahteraan masyarakat dalam ekosistem secara harmonis,” terang Suswono.
Kementrian
pertanian (kementan). menggagas
konsep bioindustri atau zero waste. Ini sebagai bagian upaya merevitalisasi
unit industri pengolahan di tingkat pedesaan menghadapi Masyarakat Ekonomi
Asean (MEA) 2015. Menteri Pertanian (Mentan) Suswono
mengatakan, konsep agroiindustri tanpa limbah sebagai salah satu strategi untuk
peningkatan nilai tambah dan daya saing serta kesejahteraan petani. Konsep ini,
menuntut setiap lini produk mempunyai nilai jual.
Limbah dari budidaya tanaman diubah menjadi
pakan ternak, biogas dan produk turunan lainnya. Sebaliknya, limbah peternakan
dapat digunakan sebagai pupuk,bio urine dan kompos yang memungkinkan
peningkatan nilai tambah di setiap rantai produksi. model serupa sudah
diujicobakan sapi dengan sawit serta sapi dengan tebu. Untuk meningkatkan nilai
tambah yang diperoleh dari sebidang lahan pertanian, maka pertanian di masa
yang akan datang perlu digeser dari lahan untuk memproduksi komoditas pangan
atau pertanian, menjadi lahan untuk menghasilkan multiproduk dengan nilai
ekonomi yang lebih tinggi. Untuk mencapai tujuan ini, maka pertanian
perlu diarahkan untuk mendukung bioindustri. Pergeseran tujuan dan
sasaran ini memerlukan dukungan teknologi yang relevan, tetapi tentu harus
tetap memberi peluang agar masyarakat lokal dapat ikut berperan aktif.
Sistem pertanian bioindustri
memandang lahan pertanian tidak semata-mata merupakan sumberdaya alam, namun
juga dipandang sebagai industri yang memanfaatkan seluruh faktor produksi untuk
menghasilkan pangan untuk ketahanan pangan maupun produk lain yang dikelola
menjadi bioenergi serta bebas limbah dengan menerapkan prinsip mengurangi,
memanfaatkan kembali, dan mendaur ulang (reduce, reuse dan recycle).
Sistem
pertanian-bioindustri adalah untuk menghasilkan pangan sehat, beragam dan
cukup. Sebagai Negara dengan sumber kenaekaragaman hayati sangat tinggi dengan
masyarakatnya yang juga sangat plural, maka system pertanian pangan harus mampu
memanfaatkan pangan yang beragam untuk kebutuhan masyarakat beragam sesuai
dengan potensi dan karakteristik wilayahnya.
Prinsip dari konsep bioindustri adalah proses
produksi yang mampu menghilangkan dampak polusi dan sekaligus menawarkan
berbagai produk yang tidak merusak lingkungan. Jadi konsep ini menyediakan
berbagai siklus produk melalui proses produksi yang tidak menghasilkan polusi
dan tidak ada akhir dari sebuah produk setelah selesai digunakan, dan tidak
menjadi sampah.
Produk-produk
dalam suatu proses akan menjadi residual yang tetap dapat digunakan kembali
sebagai input bagi proses lainnya yang biasa disebut zero waste. Selain
untuk kebutuhan pangan sehat, pertanian-bioindustri ditujukan untuk
menghasilkan produk- produk bernilai tinggi. Pilihan prioritas pengembangan
produk- produk pertanian-bioindustri dilandasi pertimbangan nilai tambah
tertinggi yang dimungkinkan dari proses biorefinery.
Orientasi
pada pengembangan produk- produk bernilai tambah tinggi akan menciptakan daya
saing pertanian-bioindustri yang tinggi. Daya saing dicirikan oleh tingkat
efisiensi, mutu, harga dan biaya produksi, serta kemampuan untuk menerobos pasar,
meningkatkan pangsa pasar, dan memberikan pelayanan yang profesional.
Komentar
Posting Komentar